BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lambangnya penurunan daya kecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih. Bahwa lambatnya penurunan daya kecambah benih coklat selama masih ada dalam buah disebabkan oleh derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi pada pulp. Sehingga secara osmotik menghalangi perkecambahan benih. Oleh sebab itu dalam mengecambahkan benih perlu dilakukan ekstaraksi untuk mempercepat perkecambahan, adapun media ekstraksi yang digunakan dapat berupa serbuk gergaji, abu dapur, sekam dan lain-lain.
1.2. Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari pengaruh media ekstraksi terhadap perkecambahan benih coklat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun. Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. Oleh karena itu dalam budidayanya, tanaman kakao memerlukan naungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu, sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao
Biji/ benih kopi dan coklat dibungkusi oleh daging biji atau leandir (pulp) yang disenangi oleh semut atau serangga. Untuk menjaga mutu benih maka sebelum dikecambahkan hendaknya pulp ini dihilangkan lebih dahulu dengan cara diaduk menggunakan media abu, diremas-remas dengan bantuan kain atau lap, kemudian dicuci dengan air. Yang penting adalah harus dijaga agar kulit tanduk biji tidak rusak karena perlakuan tersebut. Setelah digosok dengan abu, biji tersebut kemudian dicuci dengan air sampai bersih. Biji/benih coklat tidak mempunyai masa dorman, maka haru langsung dikecambahkan (situmorang, 1980).
Lambatnya penurunan daya kecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih(raharjo, 1981). Hal yang sama juga dikemukan oleh chin (1980), bahwa lambatnya penurunnya daya kecambah benih coklat selama masih dalam buah disebabkan oleh derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi pada pulp. Sehingga secara osmotic mengahalangi perkecambahan benih. Oleh sebab itu dalam mengecambahkan benih perlu dilakukan ekstraksi untuk mempercepat perkecambahan.
BAB III
METODELOGI
3.1. Bahan dan alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah buah coklat, abu sekam padi/ jerami padi, abu alang-alang, abu dapur, tanah (topsoil), pupuk kandang, polibag, dithane M-45, pemukul kayu, naungan, pisau, pasir dan bak tempat perkecambahan.
3.2. Metode pelaksanaan/Rancangan yang digunakan
Percobaan/praktikum ini disusun dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), yang diulang 4 kali yang menggunakan faktor tunggal yaitu M1 = media ekstraksi serbuk gergaji, M2 media ekstraksi abu dapur, M3 = sekam M4 = tanpa media ekstraksi. Masing-masing kelompok ulangan.
3.3. Cara kerja
1. Persiapan benih
• Mengambil buah coklat yang telah masak, buah benih coklat dipecah dengan menggunakan pisau, kemudian benih dipotong menjadi 3 bagian (1/3 bagian ujung, 1/3 bagian tengah, 1/3 bagian pangkal), untuk praktikum ini hanya diambil bagian tengahnya saja.
• Benih kemudian diekstraksi sesuai dengan : Media ekstraksi gergaji (SB), media ekstraksi abu dapur (AD), media ekstraksi sekam padi (SP), tanpa media ekstraksi (TE)
• Persiapan tanah :
Campurkan tanh dengan pupuk kandang perbandingan 1:1
Masukkan campuran tanah dan pupk kandang tersebut kedalam polibag sehingga ketinggian media 1-2 cm dari atas bibir polibag.
• Persiapan tanam dan penanaman
Benih yang tealah diekstraksi tersebut ditanam pada media dalam polibag, dengan cara membenankan 2/3 bagian benih
Setiap kelompok mengamati lima (5) benih dari masing-masing perlakuan media ekstraksi
Setiap kelompok merupakan ulangan dari kelompok lain
Benih yang ditanam dalam polibag disusun bawah naungan
Berikan dithen M-45 dengan cara direndam selam 2 menit (5 mg/air)
3.4. Pengamatan
a. Pengamatn dilakukan setiap minggu sejak penanaman (kecuali variabel persentase benih berkecambah dan umur berkecambah)
b. Variabel yang diamati meliputi
Persentase benih berkecambah, diamati 10 hari setelah penanaman benih
Umur berkecambah, diamati setiap hari, apabila 4 benih sudah berkecambah maka hal tersebut merupakan umur berkecambah
Tinggi tanaman/bibit, diukur setela tanaman berumur 1,5 bulan
Jumlah daun, diukur setelah tanaman berumur 1,5 bulan
Diameter batang, diukur setelah tanaman berumur 1,5 bulan (diukur mulai dari 1 cm pada pangkal batang).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS STATISTIK
4.1. Jumlah daun
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
U1 U2 U3 U4 U5
MO 6 4,2 2 2,4 0 14,6 2,92
M1 2,2 2,6 1 3,6 2 11,4 2,8
M2 1 1,4 2 1,6 0,8 6,8 1,36
M3 1 4,8 3,6 4,2 3 16,6 3,32
Total 10,2 13 8,6 11,8 5,8 49,4 10,4
Rata-rata 2,55 9,25 2,15 2,95 1,45 12,35 2,6
Keterangan Perlakuan (M) = 4
Ulangan (U) = 5
• fk = 122,018
• Jk perlakuan = 10,966
• Jk total = 44,742
• Jk galat = 33,776
Tabel Anava
SR Db Jk Kt F hit F tabel
5 % 1 %
Perlakuan 3 10,966 3,655 1,731 ns 3,29 5,42
Galat 16 33,776 2,111
Total 19 44,742
• Tinggi Tanaman
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
U1 U2 U3 U4 U5
MO 8,3 12,5 5,2 7,5 0 33,5 6,7
M1 16,7 10,9 7,8 19.5 18,7 73,6 14,72
M2 5,9 6,9 13,4 10.2 3,4 39,8 7,96
M3 12 25 18,7 19.3 16 91 18,2
Total 42,9 55,3 45,1 56,5 38,1 237,9 47,58
Rata-rata 10,72 13,82 11,27 14,12 9,52 59,47 11,89
• Fk = 2829,82
• Jk perlakuan = 451,03
• Jk total = 791,85
• Jk galat = 340,82
Tabel Anava
SR Db Jk Kt F hit F tabel
5 % 1 %
Perlakuan 3 451.03 150,34 7,06* 3,29 5,42
Galat 16 340,82 21,30
Total 19 791,85
Uji lanjut
Bnt 5 % : t 5% √2 kt galat
R
: 2,120 √2 (21,3)
4
: 2,120 x 3,26
: 6,918
Rata-rata Notasi
M0 a
M2 ab
M1 bc
M3 c
• Diameter batang
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
U1 U2 U3 U4 U5
MO 0,2 0,3 0,4 0,16 0 1,06 0,21
M1 0,46 0,28 0,28 0,34 1,34 1,7 0,34
M2 0,2 0,14 0,2 0,06 0,06 0,92 0,18
M3 0,18 0,34 0,34 0,24 0,24 1,52 0,3
Total 1,08 1,06 1,22 0,64 0,64 5,2 1,03
Rata-rata 0,27 0,26 0,3 0,16 0,16 1,3 0,26
• Fk = 1,352
• Jk perlakuan = 0,082
• Jk total = 0,266
• Jk galat = 0,184
Tabel Anava
SR Db Jk Kt F hit F tabel
5 % 1 %
Perlakuan 3 0,082 0,027 2,25ns 3,29 5,42
Galat 16 0,184 0,012
Total 19 0,266
4.2. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan apat kita ketahui bahwa tanaman kakao (benih kakao) yang diperlakukan dengan beberapa jenis abu sangat berbeda. Abu yang digunakan pada praktikum ini adalah abu alang-alang, abu dapur dan abu sekam. Sedangkan bahan tanam yang digunakan berasal dari tiga bagian buah kakao yaitu bagian pangkal, bagian tengah dan bagian ujung.
Pada perlakuan kontrol, biji kakao tidak diperlakukan apa-apa sehingga pulp yang terdapat pada biji kakao tetap ada akibatnya biji kakao yang dikecambahkan akan lama mengeluarkan kecambah. Peristiwa ini terjadi karena pulp yang membungkus biji mempunyai suatu rekatan yang apabila mengering dapat melengketkan dengan biji kakao sehingga biji kakao lama berkecambah. Pulp kakao ini juga mengandung rasa yang agak manis sehingga akan mengundang serangga untuk mengerogoti biji kakao akibatnya banyak biji kakao yang tidak tumbuh.
Untuk sumber biji yang berasal dari bagian buah juga berpengaruh terhapa tingggi tanaman. Pada data diatas dapat dilihat bahwa tingi tanaman tertinggi diterdapat pada bii yang berasal dari ung buah hal ini dikarenakan pda bagian ujung buah, biji tanaman lebih cepat tuanya dibandingkan pada bagian awal karena pembentukan biji yang paling awal adalah bagian ujung dahulu kemudian bagian awal. Sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada biji yang berasal dari bagian pangkal hal ini terjadi karena buah bagian pangkal terjadinya lebih belakangan sehingga tuanya benih juga lebih lambat dan ini akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Dari interaksi keempat perlakuan tersebut dapat kita ketahui bahwa tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yang dikombinsaikan dengan biji yang berasal dari buah bagian ujung. Data ini cukup untuk menggambarkan bahwa kita sebaiknya menggunakan abu alang-alang kita akan menghilangkan pulp dari biji kakao bila kita akan mengecambahkan kakao sebab dengan mengunakan pulp yang lebih halus butirannya maka pulp yang menempel pada biji kakao akan lebih cepat lepas sehingga biji kakao akan cepat tumbuh dan berkembang. Sedangkan bagian buah yang baik untuk dikecambahkan adalah baian ujung sebab pada bagian ini suplai bakal tanaman muda telah siap dbandingkan dengan bagian tengah aau pangkal. Tetapi bagian ini tidak baik jika digunakan untuk bibit sebab bagian ini kurang bagus untuk hasil tanaman. Meskipun pertumbuhan awalnya baik tetapi bagian ini tidak baik untuk dijadikan bibit.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang kami buat pada praktikum ini adalah:
1. Dilakukanya ekstarksi pada bibit kakao sebelum dikecambahkan sanagt begitu penting karena tujuan ekstraksi adalah menghilangkan lendir yang terdapat pada biji kakao tersebut, sehingga benih kakao pada saat dikecambahkan tidak terserang sperti serangga dan semut.
2. Pengambilan bibit kakao dari buah kako tersebut terlebih dahulu diambil bagian tenga-tengah dari buah kakao tersebut supaya pertumbuhan perkecambahannya seragam.
3. Sebanyak ekstaksi yang dilakukan yang terbaik terdapat pada peralakuan abu alang-alng, baik dari segi persentasi tumbuh samapi jumlah daun.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, dkk. 2011. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu.
Anonim. 2006. Profil singkat komoditi Kakao. www.iccri.net. Download 21 mei 2011.
Hasan. 2008. Budidaya tanaman coklat. http://groups.yahoo.com/group/agromania/. Download 21 mei 2011
Prabowo, A.Y. 2006. Pembibitan Tanaman Coklat. http://docs.yahoo.com/info/terms/. Download 21 mei 2011
Prasetyo, dkk. 1997. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu.
Home » Unlabelled » LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI PENGARUH MEDIA EKSTRAKSI TERHADAP PERKECAMBAHAN COKLAT (Thebroma Cacao)
Rabu, 09 November 2011
LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI PENGARUH MEDIA EKSTRAKSI TERHADAP PERKECAMBAHAN COKLAT (Thebroma Cacao)
LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI PENGARUH MEDIA EKSTRAKSI TERHADAP PERKECAMBAHAN COKLAT (Thebroma Cacao)
Reviewed by Robi Ari A
on Rabu, 09 November 2011
Rating: 4.5
0 comments:
Posting Komentar