BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar teori
Besarnya evapotranspirasi dapat ditentukan melalui dua cara perhitungan berdasarkan data iklim dan pengukuran langsung. Dua diantra fpormula untuk menentukan besarnya evapotranspirasi menggunakan data iklim yang telah dipraktekan pada acara 1 dan acara 2. Sedangkan pengukuran langsung umumnya didasarkan pada prinsip konservasi masa perubahan kandunagan air daerah perakaran sebagai berikut (james ,1988).
Dimana : ∆S = perubahan kandunagan air aerah perakaran ta evoporasi
d = Kedalaman daerah perakaran
(Өf – Өi) = lengas tanah daerah perakaran ; pada akhir dan awal proses
Dengan memperhatikan gerakan sketsa air daerah pperakaran maka rumus diatas dapat berubah sbb :
atau
B.TUJUAN
• visualisasi [pengukuran evapotranspirasi di lapang
• membandingkan evapotranspirasi pada kadar lengas dan tekstur tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evaporasi atau penguapan adalah proses pertukaran (transfer) air dari permukaan bebas (free water surface) dari muka tanah, atau dari air yang tertahan di atas permukaan bagunan atau tanaman menjadi molekul uap air di atmosfer. Proses ini sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang saling berkelanjutan yaitu :
a. Interface Evaporation : yaitu proses pertukaran air di permukaan menjadi uap air di permukaan (interface) yang besarnya tergantung dari energi dalam yang tersimpan (stored energy)
b. Vertical Vapor Transfer : yaitu perpindahan lapisan udara yang jenuh uap air dari interface ke lapisan di atasnya, dan hal ini bila memungkinkan proses penguapan akan berjalan terus. Transfer ini dipengaruhi oleh kecepatan angin, topografi dan iklim lokal.
Evapotranspirasi adalah kejadian bersama-sama antara evaporasi dan transpirasi, keduanya saling mempengaruhi. Soil evaporasi akan dikurangi dengan terjadinya transpirasi. Bila penguapan terjadi dilihat pada suatu daerah dimana di dalamnya terdapat juga tanaman yang tumbuh maka penguapan yang terjadi di daerah tersebut disebut Evapotranspirasi
Potensial Evapotranspirasi (PET) adalah evapotranspirasi dari tanaman bila memperoleh air (dari hujan atau irigasi) yang cukup untuk pertumbuhannya yang optimum. PET ini tergantung dari factor meteorology setempat dan juga dari jenis tanaman yang ada.
Actual Evapotranspirasi (AET) adalah evapotranspirasi dari tanaman di bawah cukup untuk pertumbuhannya karena air yang diberikan kurang. AET juga tergantung dari faktor yang sama dengan potensial evapotranspirasi tetapi dibatasi dengan hanya tersedianya air di kandungan tanah (moisture) saja. Pada daerah kering tanpa irigasi, AET menjadi sangat rendah karena tidak tersedianya air untuk evaporasi.
Proses evaporasi ini sangat penting dan dipertimbangkan dalam proyek-proyek Pengembangan Sumber Air seperti penyimpanan air dalam reservoir (dam), kebutuhan air irrigasi untuk tanaman (consumptive use) dan banyak lagi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Pada tanggal 21 mei 2011, jam 08 WIB, bertempat di BMKG kota Bengkulu pulau BAAI
B. Bahan dan alat
• Lisimeter sederhana dan tanaman yang digunakan pada praktikum
• Baju praktikum
• Alat lain yang ada di BMKG
C. Prosedur
• Datang ke BMKG tepat wajtu dengan fasilitas sendiri
• Mendengarkan dan mencatat semua langkah pengukuran yang dijelaskan oleh staf BMKG
• Melaporkan apa yang telah disampaikan oleh staf BMKG tentang lisimeter dan alat lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran dengan Lysimeter
Lysimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur evaporasi dari permukaan tanah secara langsung (termasuk tanaman di atasnya). Permukaan tanah yang tidak berhubungan dengan air tanah kemungkinan evaporasinya sangat kecil, karena hanya tergantung dari air hujan saja. Sedang permukaan tanah yang berhubungan dengan daerah kapiler kemungkinan evaporasinya lebih besar, karena selalu disuply air dari air tanah. Gambar 4.5 adalah sket Lysimeter. Banyaknya evaporasi dari permukaan tanah (EB) adalah selisih antara tinggi hujan (P) dan air yang di drain ke dalam penampungdi bawah tanah (O).
Bila Lysimeter diplotkan pada suatu daerah irigasi yang berarti di atas permukaan tanah terdapat tanaman, maka evaporasi yang terjadi termasuk akibat tanaman (evapotranspirasi). Sketsa lisinometer yang ada pada BMKG Bengkulu adalah sebagai berikut :
pada pada lisimeter di BMKG ini , terdapat beberapa lapisan , yaitu lapisan tanah,pasir batuan, ijuk dll. Ini mengkondisikan pada tanah yang sesungguhnya dan ini juga berguna supaya air mengalir seperi pada tanah yang sesungguhnya dan tidak mengalami penyumbatan pada lisimeter.Ketinggian lisimeter kurang lebih dari 1,5 meter.tanaman yan g digunakan adalah jenis alang –alang.
Air disiram pada lisimeter ini setiap harinya (Ir= irigasi) dan hasil sisa air adalah sisa dari hasil penyiraman tersebut (P=drainase).
Untuk daerah perakaran dalam lisimeter dimana semua aliran masuk dan keluar ditiadakan kecuali irigasi dan saluran drainase, maka dirumuskan sbb :
ET =Ir – P- ∆S
Apabila pada awal dan setiap pemberian kadar air tanah dalam lisimeter diusahakan sama (missal pa KL/kapasitas lapang), maka ET0 = selam pemberian waktu adalh ssb :
ET =Ir – P- ∆S
Alat lain di BMKG (sebagian kecil)
1. Pengukur kelembaban udara
Nama alat : Hygometer atau hyrograf
Deskripsi : Alat pengukur kelembaban disebut hygrometer atau hygrograf. Ada dua macam cara untuk mengukur kelembaban nisbi udara. Pertama, yang berdasarkan perhitungan energi penguapan, yaitu yang menggunakan pengukuran dengan pasangan termometer bola basah dan bola kering . Kedua, yang menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu. Alat pengukur kelembaban udara juga harus ditempatkan di tempat terlindung di dalam sangkar cuaca
2. Nama alat : Psikrometer
Deskripsi : Alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.
3. Pengukur Angin
Nama alat : Anemometer
Deskripsi :. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin dibagi waktu. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari timur demikian seterusnya. Perlu diperhatikan bahwa tidak ada angka nol, karena angka nol menandakan tak ada angin. Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup counter anemometer dalam keadaan bergerak. Sebagaimana alat lainnya pemasangan alat di lapang terbuka penting sekali karena mempengaruhi besaran yang akan diukur. Bila data harian, pengamatan sekali dalam 24 jam untuk jelajah angin yaitu pada pagi hari. Waktu pengamatan arah angin lebih dari sekali dalam 24 jam. Arah yang paling banyak ditunjuk dalam 24 jam merupakan arah rata-rata dalam hari tersebut.
4. Pengukur Penguapan
Nama alat : Evaporimeter (panci kelas A)
Deskripsi : Merupakan panci berukuran diameter 1,2 meter dengan ketinggian 25 cm, yang selalu berisi air dengan ketinggian air minimal 20 cm
5. Sangkar Cuaca
Sangkar cuaca merupakan rumah atau kotak berventilasi yang digunakan untuk melindungi alat yang peka terhadap pengaruh langsung keadaan luar atau gangguan luar yang menyebabkan alat tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari unsur yang diukur. Alat tersebut antara lain termometer udara, hygrometer, termograf, hygrograf, evaporimeter Piche dan lain-lain. Di lapangan biasanya sangkar cuaca diletakkan di atas tanah setinggi 120 cm. Sangkarnya harus mempunyai ventilasi yang baik agar pengukuran udara luar terwakili secara tepat. Biasanya dicat berwarna putih atau metalik dengan pintu menghadap ke utara atau selatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lysimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur evaporasi dari permukaan tanah secara langsung (termasuk tanaman di atasnya/transpirasinya)
2. Air disiram pada lisimeter ini setiap harinya (Ir= irigasi) dan hasil sisa air adalah sisa dari hasil penyiraman tersebut (P=drainase).. Untuk daerah perakaran dalam lisimeter dimana semua aliran masuk dan keluar ditiadakan kecuali irigasi dan saluran drainase, maka dirumuskan sbb :
ET =Ir – P- ∆S
3. Alat pengukur penguapan lain adalah Evaporimeter (panci kelas A)
DAFTAR PUSTAKA
BMKG pulau Baai. 2011. Provinsi Bengkulu
Sudjatmiko, Ph.D. dkk. 2011. Penuntun praktikum Irigasi dan drainase. Fakultas Pertanian . Universitas Bengkulu. Bengkulu
http://www.Casella.co.uk. Diakses: 23 mei 2011 jam 21.32 WIB
. http://www.Llansadwrn-wx.co.uk. Diakses23 mei 2011 jam 21.37 WIB
Home » Unlabelled » LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE Pengukuran ET0 dengan metode lisimeter dan pengenalan alat BMKG Bengkulu
Rabu, 09 November 2011
LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE Pengukuran ET0 dengan metode lisimeter dan pengenalan alat BMKG Bengkulu
LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE Pengukuran ET0 dengan metode lisimeter dan pengenalan alat BMKG Bengkulu
Reviewed by Robi Ari A
on Rabu, 09 November 2011
Rating: 4.5
bang itu delta snya dari mana?dan apa yang dimaksud dengan delta s?
BalasHapustrims.mohon bantuannya