I. PENDAHULUAN
1. Dasar Teori
Setiap hari kita menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada disekitar kita, miisalnya semut. Semut ada beberapa jenis, ada yang berwarna merah dan hitam, ada yang besar, ada yang kecil. Ukuran, perilaku, da kebiasaan semut hidup tidak sama. Begitu pula jenis makan dan tempat hidupnya tidak sama. (Sudjadi, 2005)
Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup dijumpai berbagai macam dan tipe keragaman. Keanekaragaman itulah yang dikenal dengan istilah “variasi”. Genetika adalah ilmu yang mempelajari apakah keragaman sifat suatu organisme itu diwariskan atau tidak, atau mempelajari apa yang menyebabkan timbulnya keragaman/variasi. Menurut tolak ukurnya, variasi dapat dibagi; variasi yang bersifat kuantitatif seperti tinggi, berat, dsb. tinggi seseorang bervariasi dengan selisih melimeter. Karena itu sifat kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis). Variasi yang bersifat kualitatif seperti, golongan darah, warna kulut,dsb. Kualitatif disebut juga “diskontium”. Dalam genetika, kareakter yang berbeda secara kuantitatif biasanya ditentukan oleh banyak gen (=poligeni) dan karakter yang berbeda secara kualitatif biasanya ditentukan oleh satu gen (=monogeni). (Penuntun, 2007)
Secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua yaitu Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002). Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu. (Welsh, 1991)
Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. (Syamsuri, 2002)
2. Tujuan Pratikum
Untuk melatih dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman.
II. BAHAN DAN METODE PRATIKUM
Bahan yang digunakan dalam pratikum:
a. Biji serealia (padi, jagung, sorgum)
b. Biji kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau)
c. Bunga tanaman holtikultura (bunga cabe, bunga kangkung, bunga terong)
d. Bunga tanaman pangan (bunga jagung, bunga padi, bunga sagu)
e. Bunga tanaman perkebunan (bunga kelapa, bunga kakau, bunga jarak pagar)
Alat yang digunakan:
a. Mistar ukur atau penggaris
b. Loup
Cara kerja:
1. Mengamati biji-bijian yang tersedia dan bunga yang kami bawa sendiri.
2. Mencari dan mendapatkan paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/kerakter.
3. Mencatat dalam bentuk tabel keragaman.
III. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Keragaman biji kedelai
No | Varietas | Tipe Keragaman | Keterangan |
1 | Kerinci | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cream Pipih lonjong Halus Cokelat |
2 | Tambora | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cream Bulat telur Kusam Cokelat |
3 | Wilis | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cream Bulat lonjong Kusam Cokelat |
4 | Sindoro | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cokelat Lonjong Kasar Cokelat |
5 | Jaya Wijaya | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Kuning Pipih lonjong Halus Cokelat |
6 | Burangrang | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cream Bulat telur Halus Cokelat |
7 | Kawi | Warna Bentuk Permukaan | Cream Pipih lonjong Halus |
8 | Malabar Pagar Alam | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cokelat kehijauan Bulat lonjong Kusam Cokelat |
9 | Leuser | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cream Bulat lonjong Halus Cokelat |
10 | Cikuray | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Hitam Bulat lonjong Halus Putih |
11 | Tidar | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Kuning kehijauan Kecil pipih Kusam Cokelat |
12 | Unib 4 Pagar Alam | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cokelat Bulat telur Kusam Cokelat |
13 | Meratus | Warna Bentuk Permukaan Hilum | Cokelat Bulat Halus Cokelat |
Tabel 2. Keragaman Buncis
No | Varietas | Tipe Keragaman | Keterangan |
1 | Ke-1 | Warna | Cokelat |
Bentuk | Pipih lonjong | ||
Warna Hilum | Cream | ||
Ukuran Hilum | Kecil | ||
2 | Ke-2 | Warna | Cream |
Bentuk | Bulat telur | ||
Warna Hilum | Cokelat | ||
Ukuran Hilum | Besar |
Tabel 3. Keragaman biji padi
Tipe Keragaman | Keterangan |
Warna | P1 = kuning; P2 = Cream; P3 = Cokelat |
Bentuk | P1 = Pipih lonjong; P2 = lonjong berisi; P3 = Pipih |
Permukaan | P1 = Cerah; P2 = Buram; P3 = Agak kusam |
Ujung Biji Padi | P1 = Lancip; P2 = Runcing; P3 = Tumpul |
Tabel 4. Keragaman Biji Jagung
No | Varietas | Tipe Keragaman | Keterangan |
1 | Ke-1 | Warna | Kuning |
Bentuk | Pipih | ||
Permukaan | Halus | ||
2 | Ke-2 | Warna | |
Bentuk | Bulat padat | ||
Permukaan | Halus | ||
3 | Ke-3 | Warna | |
Bentuk | Bulat kisut | ||
Permukaan | Kasar |
Tabel 5. Keragaman Biji Sorgum
Tipe Keragaman | Keterangan |
Warna | S1 = Cokelat kehitaman; S2 = Abu-abu; S3 = Cokelat; S4 = Cream; S5 = Cokelat ; S6 = Putih kecokelatan |
Ukuran Biji | S1 = Besar; S2 = Kecil; S3 = Besar; S4 = Besar; S5 = Besar; S6 = Besar |
Bentuk | S1 = bulat; S2 = bulat pipih; S3 = bulat pippih; S4 = bulat; S5 = Bulat kecil ; S6 = Bulat |
Tabel 6. Bunga tanaman perkebunan
No | Jenis tanaman | Tipe Keragaman | Keterangan |
1 | Bunga Bougenvil | Warna | Kuning, Ungu |
Jumlah kelopak | 3, 11 | ||
Jumlah tangkai bunga | 2, 5 | ||
Bentuk kelopak | Kecil, besar | ||
Ukuran putik | Besar, Kecil | ||
2 | Bunga Nusa Indah | Warna | Merah, hijau muda |
Permukaan tangkai | Berbulu banyak, Berbulu sedikit | ||
Ukuran kelopak | Sama besar dan bervariasi | ||
3 | Bunga Euphorbia | Warna | Merah, Putih |
Jumlah Tangkai | Bercabang Dua, Tidak Bercabang | ||
Ukuran Kelopak | Besar, Kecil | ||
Ukuran Putik | Bear, Kecil | ||
4 | Bunga Belimbing | Warna | Ungu, Merah Hati |
Ukuran Kelopak | Besar, Kecil | ||
Bentuk Kelopak | Melebar, Menguncup | ||
Bentuk Tangkai | Bercabang, Tidak Bercabang |
IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan ciri yang beda dari satu jenis tanaman atau spesies. Seperti pada biji kedelai, pada kedelai yang berasal dari lingkungan yang sama yaitu dari lahan gambut, hasilnya berbeda-beda. Yaitu berbeda pada warna bijinya, bentuk bijinya, ukuran, dan panjang biji. Disini terlihat jelas bahwa factor lingkungan berpengaruh pada biji kedelai. Karena walaupun lahannya sama-sama lahan gambut tetapi, lingkungan disuatu tempat itu berbeda-beda. Bukan hanya pada biji kedelai saja, tetapi dari semua bahan pratikum yang kami, semuanya memiliki ciri-ciri tersendiri. Mulai dari warna, ukuran, bentuk, permukaan, dan lain sebagainya.
Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. Factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama. Jadi, gen yang sama menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang berbeda.
Dalam pratikum ini, terdapat variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu bentuk dari pada biji atau bunga, ukuran biji atau ukuran bunga, panjang biji dari bahan pratikum yang kami amati . Selain variasi yang bersifat kuantitatif, juga terdapat variasi yang bersifat kualitatif, yaitu warna biji atau warna bunga, bentuk permukaan biji dari preparat yang diamati.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Seperti yang kami amati pada preparat biji kedelai. Pada biji kedelai terdapat banyak varietas, yaitu kerinci, tambora, wilis, sindora, jaya wijaya, burangrang, kawi, slamet, leuser, cikurai, dan tidar. Pada kedelai ini merupakan kedelai yang memiliki variasi genetic, yang berperan disini adalah gen.
Pada preparat biji buncis, biji padi, biji jagung, biji sorgum, bunga tanaman pangan, bunga tanaman perkebunan, dan bunga tanaman holtikultura juga terdapat keragaman/ variasi yang besifat kuantitatif dan variasai yang bersifat kualitatif.
Bila dibandingkan dalam satu jenis tanaman atau satu spesies, juga terdapat keragaman, misal bentuk buah, warna, ukuran. Misal, antara satu spesies padi. Dari masing-masing preparat, kami mencari ciri dari satu spesies, dan ternyata terdapat keragaman dalam satu spesies tanaman yang kami ujikan.
V. KESIMPULAN
à Keanekaragaman dari bentuk, warna, ukuran memunculkan variasi.
à Sifat individu ditentukan oleh gen. Factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama.
à Pada pratikum ini, terdapat variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu bentuk dari pada biji atau bunga, ukuran biji atau ukuran bunga, panjang biji dari bahan pratikum yang kami amati .
à Terdapat variasi yang bersifat kualitatif, yaitu warna biji atau warna bunga, bentuk permukaan biji dari preparat yang diamati.
à Dalam satu spesies atau satu jenis tanaman terdapat perbedaan dan ciri tersendiri.
à Gen yang sama menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang berbeda.
Pertanyaan:
1. Apa pentingnya keragaman?
Jawab:
Karena dengan adanya keragaman/variasi kita dapat membedakan makhluk hidup dari segi bentuk, warna, ukuran, tempat hidup, tingkah laku, bentuk interaksi, golongan darah.
2. Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetic. Berikan contoh
Jawab:
Karena adanya keragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi.
Contohnya pada manusia. Seorang anak kembar, keduanya tidak akan serupa atau sama persis. Pasti saja terdapat perbedaan, misalnya bulu matanya, bentuk hidunganya, tingginya, dan lain-lain walaupun mereka mempunyai gen yang sama yang berasal dari kedua orang tuanya.
Contoh lain, tanaman mangga. Tanaman mangga mempunyai banyak varietas, bentuk buah yang berbeda, rasa. Tanaman mangga gadung ada yang rasanya manis dan asam, padahal satu spesies. Akan tetapi, variasi ini tidak dapat digunakan sebagai pembeda untuk memisahkan mereka dalam spesies yang berbeda.
3. Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa keragaman adalah karena genetic atau lingkungan?
Jawab:
Karena keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi/keragaman. Sebab gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang menentukan sifat makhluk hidup. Kalau lingkungan mempengaruhi keragaman, walaupun gennya sama tapi bila ditanam dilingkungan yang berbeda maka akan menimbulkan variasi/ keragaman. Bukan hanya itu saja, lingkungan yang tidak mendukung juga akan menimbulkan keragaman, karena lingkungan faktor yang mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas cahaya matahari, kesuburan tanah, dll.
Sebagai contoh apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi, dicangkok kemudian ditanam di Malang , yaitu kota yang lebih rendah daripada Batu. Tanaman cangkokan secara genotif sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota Batu berbeda dengan Malang , akan muncul tanaman Apel yang ukuran buahnya kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan fenotif antara apel yang ditanam di Batu dan di Malang , meskipun gennya sama.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi. Surabaya : Yudhistira.
Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
MANTAB
BalasHapusrojannnnnn........
BalasHapusfu*k.....
gag boleh carut di blog ini,.. :P
BalasHapus