BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan sebagai mangsa dari sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies bukan arthropoda. Ikan dan kadal memangsa nyamuk, katak besar mengkonsumsi scarabidae, burung mynah memakan belalang, itik memakan wereng dsb. Ikan Gambusia affinis misalnya, telah luas digunakan di berbagai tempat di dunia untuk mengendalikan larva nyamuk.
Beberapa arthropoda predator menggunakan alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya, seperti mantidae, capung, dan kumbang buas. Lainnya seperti Hemiptera, larva Neuroptera, lalat dan tungau tertentu, menggunakan alat mulut pencucuk dan pengisap untuk mengkonsumsi cairan tubuh mangsa.
Sebagian predator nampak gesit, pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada vegetasi, seperti dilakukan oleh kumbang buas, serangga sayap jala (lacewing) dan tungau, atau menangkap mangsa ketika terbang seperti dilakukan oleh capung (dragonfly) dan lalat perompak (robberfly).
Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja, sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering tidak dapat mencari pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di dekat koloni aphids yang berguna sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi larva yang buta dan tidak berkaki.
1.2 . Tujuan
1.2.1 Untuk mempelajari ciri morfologi penting Arthropoda Hama
1.2.2 Untuk mempelajari tipe-tipe alat mulut serangga dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing tipe alat mulut serangga hama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi.
Ciri – ciri umum Arthropoda:
1. Triploblastik
2. Tubuhnya simetri bilateral
3. Tubuh beruas – ruas terbagi atas → kepala (caput), dada (Thoraks), perut (abdomen)
4. Memiliki eksoskeleton terbuat dari zat KITIN
5. Sistem pencernaan lengkap
6. Sistem peredaran darah terbuka dan berjantung pembuluh
7. Sistem respirasi: bermacam – macam tergantung jenis spesiesnya:
a. Insang
b. Permukaan tubuh
c. trakea
d. Paru – paru buku
8. Sistem eksresi dengan pembuluh malphigi atau kelenjar hijau
9. Sistem sarafnya tangga tali (Ganglia).
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Klasifikasi Arthropoda didasarkan pada bagian tubuhnya:
• Crustacea (udang – udangan)
• Arachnida (laba – laba)
• Myriapoda terdiri : Chilopoda dan Diplopoda (kaki seribu)
• Insecta (Serangga)
1. CRUSTACEA
Crustacea dibagi menjadi 5 ordo:
Branchiopoda : Daphnia dan Notostraca → habitat air tawar
Ostracoda : Candona, Agrenocythere → habitat air tawar dan laut
Copepoda : Cyclops dan Panella → habitat air tawar dan laut, parasit
Cirripedia : Saculina → habitat air laut, parasit & bebas (merusak galangan kapal)
Branchiura : Argulus → habitat air tawar dan laut; parasit pada ikan
Malacostraca →
1. Isopoda : Onicus asellus → habitat air tawar, laut, darat; pengerat kayu
2. Stomatopoda : Squola empusa → habitat air laut
3.Dekapoda : udang galah, windu, kepiting → habitat air tawar dan laut; menguntungkan.
2. ARACHNIDA
Arachnida dibagi menjadi 3 ordo berdasarkan segmentasi abdomennya:
Scorpionida : Sengmen/ ruas terakhir berfungsi sebagai sengat → Kalajengking, ketonggeng.
Arachnida : mensekresikan benang – benang untuk sarang → laba – laba.
Acarina (caplak) : Parasit, penyebab penyakit kudis → caplak kudis, caplak penghisap darah, caplak hama tanaman (tembakau, kentang, tomat, the)
3. MYRIAPODA
Myriapoda dibagi menjadi 2 ordo berdasarkan jumlah kaki di tiap ruas:
Chilopoda : Beracun bentuknya gepeng → kelabang/ lipas
Diplopoda : Ada yang beracun dan tidak, bentuknya silindris → keluwing
4. INSECTA
Insecta dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota (Tidak bersayap)
2. Pterygota (Bersayap)
Ciri-ciri Insecta, antara lain:
- Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
- Kepala dengan:
a. Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b. Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
- Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
- Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Serangga merupakan hama yang terbanyak jenisnya, secara garis besar terbagi atas dua golongan, yaitu serangga yang berguna dan serangga yang merugikan. Anggota beberapa ordo dari klas Insekta dikenal sebagai penyebab hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator) serta sebagai serangga penyerbuk. Secara umum morfologi anggota klas Insekta ini adalah : Tubuh terdiri atas ruas-ruas (segmen) dan terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput, thorax dan abdomen, Kaki tiga pasang pada thorax, Antene satu pasang, Mempunyai kerangka luar, Ukuran tubuh kecil, Kemampuan menyerang dan mempertahankan diri terhadap musuh- musuh alamnya, Berkemampuan melihat ke depan untuk menjaga kelangsungan hidup keturunannya, Bermetamorphosis, Mempunyai keragaman dalam makannya, Hidup diberbagai tipe habitat, mampu berkembangbiak tinggi.
Dari pengolongan dari pemakan tumbuhan (phytophagous insect). Serangga dibedakan beberapa golongan seperti:
a) Monophagous insect, yang hanya makan satu species tanaman atau kelompok yang ada hubungannya. Contoh: Bombyx mori, ulat sutera, yang mempunyai satu inang.
b) Oligophagous insect, yang hanya makan tanaman inangnya dari satu kelompok tanaman yang erat hubungannya dalam satu family. contoh: Phythirimae operculella menyerang inang kentang, tembakau dan semua family Solanaceae.
Polyphagous insect, memakan banyak jenis tanaman dari berbagai family. Contoh: belalang dikenal pemakan segala tanaman didaerah tropis. Berdasarkan bentuk makanan yang berbeda, maka alat mulut serangga dikelompokkan dalam enam kelompok kategori yakni;
a) Tipe pengunyah
Contoh: Lepidoptera (ulat)
b) Tipe pencucuk-penghisap
Contoh: kepik hijau
c) Tipe penjilat
Contoh: lalat rumah
d) Tipe pengunyah - penjilat
Contoh: Lebah
e) Tipe pemarut- penghisap
Contoh: Trips
Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain:
1. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina . Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum . Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur - nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu ( Valanga nigricornis Drum.)
2. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus cingulatus F)
3. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu)
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus.
Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa ( Aleurodicus destructor Mask.) Kutu loncat lamtoro ( Heteropsylla sp.).
4. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan baik.
Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong (pupa) - dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes rhinoceros L) Kumbang janur kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang buas (predator) Coccinella sp.
5. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama , namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit .
Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva - kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning ( Tryporiza incertulas Wlk) Kupu gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada tembakau ( Spodoptera litura).
6. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter . Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc .
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama , parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.) lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ).
7. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)
Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur – larva - kepompong - dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.
Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa). Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng) Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama , seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat Praktikum
3.1.1 Bahan praktikum
• Belalang kayu (valanga nigricornis) dan nimfanya.
• Kepik hijau dannimfanya
• Thrips
• Lalat rumah dan larvanya
• Kupu-kupu dan larvanya
• Lebah madu
• Lebah kayu
3.1.2 Alat praktikum
• Alcohol.
• Kloroform,
• gliserin, dan kapas
• Mikroskop stereo,
• Loup, pinset,
• Cawan petri, dan jarum tombak.
3.2 Cara Kerja
1. Specimen belalang kayu
Belalang kayu mewakili tipe alat pengigit pengunyah. Temukan bagian-bagian utama kemudian tentukan juga labrum, labium, mandibula, maksila, dan hypoharynx. Gunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas. Perhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, serta pelajari fungsi dari masing-masing bagian tersebut.perhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Perhatikan alat mulut dari specimen yang ada, Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.perhatikan gejala kerusakan, gambarkan dan beri keterangan. Bandingkan tipe mulut serangga dewasa dengan larva dan nimfannya. Bandingkan tipe alat mulutnya antara dewasa denagan larvanya/nimfannya.
2. Specimen Kepik Hijau
Kepik kayu mewakili tipe alat pencucuk-pengisap. Temukan bagian-bagian utama kemudian temukan stilet, labrum, dan labium. Gunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas.perhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, perhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut. Perhatikan gejala kerusakan, gambarkan dan beri keterangan. Perhatikan beda dengan specimen belalang kayu
3. Specimen Thrips
Thrips mewakili tipe alat pemarut –pengisap. Temukan bagian-bagian utama kemudian temukan paruh konokal yang pendek dengan tiga stylet. Gunakan loup atau mikroskop saat mengamati benda tersebut hingga lebih jelas. Perhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian. Bandingkan tipe alat mulutnya antara dewasa dengan larvanya/nimfannya.
4. Specimen lalat rumah
Lalat rumat mewakili tipe alat mulut penjilat. Temukan bagian-bagian utama kemudian temukan bagian mulutnya yang terdiri dari proboscis yang berdaging, sebagian disembuyikan dalam rongga di bawah kepala, dengan organ seperti sponge. Perhatikan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian. Bandigkan tipe alat mulutnya antara dewasa dengan larvanya/nimfannya.
5. Specimen kupu-kupu
Kupu-kupu mewakili tipe alat mulut pengisap. Temukan bagian-bagian utama kemudian temukan bagian mulutnya yangmempunyai saluran yang panjang yang disebut proboscis, bentuknya bergulung seperi coil, apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan. Perhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya.Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian. Bandigkan tipe alat mulutnya antara dewasa dengan larvanya/nimfannya.
6. Specimen lebah
Lebah mewakili tipe alat mulut pengunyah - penjilat. Temukan bagian-bagian utama kemudian temukan bagian mandibula yang tampak jelas sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dan labiumnya telah mengalami midifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan, terutama nectar dari bunga. Sebagian besar serangga dengan tipe alat mulut ini menguntungkan manusia terutama sebagai penyerbuk. Lebah kayu mrupakan contoh lebah yang merugikan. Perhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakannya dan bagaimana pengendaliannya. Gambarkan dan beri keterangan masing-masing bagian. Bandingkan tipe alat mulutnya antara dewasa dengan larvanya/nimfanya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Belalang Kayu
Nama hama : Belalang Kayu (Dissostura sp)
Ordo : Orthoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2. Kepik hijau
Nama hama : Kepik Hijau (Nezara viridula L)
Ordo : Hemitera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3. Thrips
Nama hama : Thrips
Ordo : Hymenoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4. Lalat Rumah
Nama hama : Lalat rumah ( Musca domestica Linn.)
Ordo : Diptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5. Kupu-kupu
Nama hama : Kupu-kupa
Ordo : Lepidoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
6. Lebah
Nama hama : Lebah
Ordo : Hymenoptera
Filum : Arthropoda
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa filum arthropoda menggunakan alat mulut untuk menggigit dan mengunyah mangsanya. Belalang kayu merupakan filum arthropoda yang mempunyai type mulut penggigit pengunyah. Serangga ini mempunyai ciri-ciri memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina . bagian utama tubuh serangga terdiri dari kepala, toraks dan abdomen. Bagian kepala terdiri dari mata majemuk 2 buah, mata tunggal, antenna yang berfungsi sebagai alat peraba, pencium dan perasa, alat mulut yang secara umum terdiri dari labrum (binir atas), labium (bibir bawah), mandibula 2 buah, dan maksila 2 buah. Bagian toraks terdiri atas protorax yang terdapat sepasang kaki. Mesothorax terdapat sepasang kaki dan sepasang sayap, dan metathorax terdapat sepasang kaki dan sepasang sayap. Bagian abdomen atau bagiian perut berfungsi cukup penting karena sebagaimana besar otot, jantung, dan organ reproduksi berada disini. Pada serangga immature perut juga berfungsi sebagai alat gerak.
Kepik hijau merupakan filum arthropoda yang menyerang mangsanya dengan cara mencucuk dan menghisap.kepik hijau memiliki cirri-ciri pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Thrips mewakili tipe alat pemarut – pengisap. Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antena (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis serangga ini dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman. Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana.
Lalat rumah merupakan serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc .
Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki type mulut penghisap unutk menyerang mangsanya. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit . Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
Lebah memiliki alat mulut type pengunyah – penjilat. Bagian-bagian tubuh lebah tidak jauh berbeda dengan thrips karena merupakan satu ordo yaitu Ordo hymenoptera. Lebah mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan lembut. Jenis serangga ini bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.
Untuk mengendalikan jenis hama ini, dapat dilakukan dengan cara:
1. Sanitase Lahan
a. Sanitasi rumpt-rumputan atau tanaman lainnya yang mungkin digunakan sebagai tanaman inang pengganti.
b. Menyiram tanaman
2. Cara bercocok tanam
Pada dasarnya pengendalian ini merupakan pengendalian yang bekerja secara alamiah, karena sebenarnya tidak dilakukan pembunuhan terhadap hama secara langsung. Pengendalian ini merupakan usaha untuk mengubah lingkunagn hama dari keadaan yang cocok menjadi sebaliknya. Dengan mengganti jenis tanaman pada setiap musim, berarti akan memutus tersedianya makanan bagi hama-hama tertentu.Sebagai contoh dalam pengendalian hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) diatur pola tanamnya, yakni setelah padi - padi, pada periode berikutnya supaya diganti dengan palawija. Cara ini dimaksudkan untuk menghentikan berkembangnya populasi wereng. Cara di atas dapat pula diterapkan pada hama lain, khususnya yang memiliki inang spesifik. Kebaikan dari pengendalian hama dengan mengatur pola tanam adalah dapat memperkecil kemungkinan terbentuknya hama biotipe baru. Cara - cara pengaturan pola tanam yang telah diterapkan pada pengendalian wereng coklat adalah :
a. Tanam serentak meliputi satu petak tersier (wikel) dengan selisih waktu maksimal dua minggu dan selisih waktu panen maksimal 4 minggu, atau dengan kata lain varietas yang ditanam relatif mempunyai umur sama. Dengan tanam serentak diharapkan tidak terjadi tumpang tindih generasi hama, sehingga lebih mudah memantau dan menjamin efektifitas pengendalian, karena penyemprotan dapat dilakukan serentak pada areal yang luas.
b. Pergiliran tanaman meliputi areal minimal satu WKPP dengan umur tanaman relatif sama.
c. Pergiliran varietas tahan. Untuk daerah-daerah yang berpengairan baik, para petani pada ummnya akan menanam padi - padi sepanjang tahun. Kalau pola demikian tidak dapat diubah maka teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pergiliran varietas yang ditanam. Pada pengendalian ini diusahakan supaya digunakan varietas yang mempunyai tetua berbeda, dengan demikian dapat menghambat terbentuknya wereng biotipe baru.
3. Cara biologi
4. Cara kimia (Pengendalian kimia)
Bahan kimia akan digunakan untuk mengendalikan hama bilamana pengendalian lain yang telah diuarikan lebih dahulu tidak mampu menurunkan populasi hama yang sedang menyerang tanaman.Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dengan tunggau adalah insektisida, akarisida dan fumigan, sedang jenis pestisida yang lain diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Ciri-ciri arthropoda adalah: triploblastik, tubuhnya simetri bilateral, tubuh beruas – ruas terbagi atas → kepala (caput), dada (Thoraks), perut (abdomen), memiliki eksoskeleton terbuat dari zat KITIN, sistem pencernaan lengkap, sistem peredaran darah terbuka dan berjantung pembuluh, sistem respirasi: bermacam – macam tergantung jenis spesiesnya, sistem eksresi dengan pembuluh malphigi atau kelenjar hijau dan sistem sarafnya tangga tali (Ganglia).
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Klasifikasi Arthropoda didasarkan pada bagian tubuhnya: Crustacea (udang – udangan), Arachnida (laba – laba), Myriapoda terdiri : Chilopoda dan Diplopoda (kaki seribu) dan Insecta (Serangga).
Serangga dibagi menjadi beberpa ordo, antara lain: Ordo Orthoptera (bangsa belalang), Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding, Ordo Homoptera (wereng, dan kutu), Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat), Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk), dan Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut).
Untuk mengendalikan jenis hama ini, dapat dilakukan dengan cara sanitase lahan, cara bercocok tanam, cara biologi, cara kimia dan varietas resistensi.
Minggu, 12 Desember 2010
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN ARTHROPODA HAMA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN ARTHROPODA HAMA
Reviewed by Robi Ari A
on Minggu, 12 Desember 2010
Rating: 4.5
0 comments:
Posting Komentar