Selasa, 05 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM Produksi Tanaman Pangan Aplikasi Teknologi Budidaya dan Analisis Usaha Tani Tanaman Padi Sawah pada Masyarakt Petani di Desa Tanjung Jaya

BAB I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Menurut D.Joy dan E.J. wibbereley, tanaman padi yang mempunyai nama botani Oryza sativa dengan nama lokal padi dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu padi kering yang tumbuh di dataran tinggi dan padi sawah yang memerlukan air menggenang. Tanaman padi merupakan tanaman semusim, yang termasuk golongan rumput – rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Ordo : Glumiforace Family : Gramine Sub family : Oryzoidae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa L Akar tanaman padi yang berfungsi menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah terdiri dari: 1. Akar tunggang yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah 2. Akar serabut yaitu akar yang tumbuh dari akar tunggang setelah tanaman berumur 5 – 6 hari. Batang tanaman padi mempunyai bentuk beruas – ruas, rangkaian ruas – ruas pada batang tanaman padi mempunyai panjang yang berbeda – beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas semakin panjang. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain, Adapun bagian daun padi yaitu: 1. Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita. 2. Pelepah daun merupakan yang menyelubungi batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagian jaringan. 3. Lidah daun terletak pada perbatasan antara helian daun dan leher daun. ` Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang kelur dari buku paling atas. Panjang malai tergantung pada varietas. Bunga padi terdiri dari kepala putik, tangkai sari, palea, lemma, kepala putik, ladicula, dan tangkai bunga. Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 benang sari, serta 2 tangkai putik. Gabah atau buah padi terdiri dari Embrio, Endosperm dan Bekatul. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di Daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab dengan curah hujan rata – rata 200 mm/bulan atau lebih dengan distribusi 4 bulan atau sekitar 1500 – 2000 mm/ tahun dengan suhu 23° C ke atas, dan sinar matahari yang cukup, hal ini sesuai karena padi menghendaki tempat yang mempunyai iklim panas. Hama, penyakit dan gulma pada tanaman padi Serangga tanah 1. Rayap 2. Uret 3. Kutu akar Serangga hama stadia vegetative 1. Lalat Bibit 2. Lalat Daun 3. Hama Putih 4. Ulat kilan Hijau 5. Trips 6. Ganjur 7. Ulat tentara 8. Belalang Serangga hama stadia reproduktif 1. skipper 2. wereng ; wereng coklat, wereng hijau, werang zig-zag. Serangga hama stadia pembentukan gabah atau biji 1. walangsangit 2. hama tikus penyakit padi 1. bercak cokelat 2. busuk pelepaah 3. bekane 4. kerdil 5. pucuk putih gulma padi 1. jajagoan 2. teki 3. babawangan 4. eceng gondok (Sudarmo, 1990) Bagian-bagian tanaman dalam garis besarnya dalam dua bagian besar, yaitu: 1.Bagian vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun. 2.Bagian generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga Adapun bagian Vegetatif terdiri dari : 1. Akar Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas (kira-kira umur 15 hari), akar serabut berkembang dengan pesat. 2. Batang Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri 3. Daun Daun terdiri dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar. 1.2 Tujuan Mahasiswa dapat menghubungkan antara teknologi budidaya dengan produksi tanaman padi swah pada masyaraat petani BAB II. METODE PRAKTIKUM a. Kajian aplikasi teknologi budidaya padi sawah pada masyarakat petani. Praktikm ini dilaksanakan dalam bentuk survey lapangan di lahan pertanian pada berbagai kondisi tahapan pelaksanaan teknikmbudidaya. Waktu pelaksanaan 30 Oktober 2010 di desa Tanjung Jaya. Kecamatan Sungai Serut. Kelurahan Semarang. Objek pengamatan berupa kondisi lahan, pertanaman padi, teknologi yang diapikasikan dan aktivitas petani. Prosedur pelaksanaan 1. Mahasisiwa menuju ke objek pengamatan pada lokasi yang bertempatan di desa Tanjung Jaya. Kecamatan Sungai Serut. Kelurahan Semarang. Waktu pelaksanaan pada sabtu, 30 Oktober 2010. 2. Melakukan pengamatan scara visual/pengukuran terhadap semua objek dan wawancara kepada petani utuk memperoleh data kuantitatifdan deskriftif. Melakukan pencatatan data secara sistemis. Peubah yang diamati meliputi : 1. Jenis dan keadaan laha, keadaan/kondisi tanah, dan system irigasi 2. Keadaan pertumbuhan tanaman : tinggi, jumlah anakan, ujung malai, warna dan 3. Keadaan organism penggangu tanaman : jenis gulma/hama penyakit/ yang ad, tingkat gejala serangan atau populasi. 4. Keadaan saprodi dan alat yang digunakan B. Analisis Usaha Tani Peraktuikumini dalam bentuk survey lapangan pada masyarakat petani wilayah kecamatan muara bangkahulu yang terhubung dalam kesatuan kelmpok tani dengan modifikasi padi sebagai usaha taninya. Metode pengumpula data dengan cara wawancara dengan menggunakan data kuisioner. Sampel petani sebagai sumber data ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Prosedur pelaksanaan : 1. Mahasiswa menuju ke objek pengamatan pada lokasi dan watu praktikum 2. Lahan pengambilan data dengan cara mencatat hasil wawancara denagan petani sampel yang telah ditentukan. Lakukan analisis usaha tani berdasarkan data rata-rata yang di peroleh dari hasil wawancara. BAB III. HASIL PENGAMATAN 1. Pak Bustaman Luas lahan 4 ha. Tanah Podsolik Merah Kuning. System irigasi kurang lancar Jenis padi IR local. Keadaan pertumbuhan tanaman : tinggi, jumlah anakan 13, 14 dan 15, Keadaan organisme penggangu tanaman : jenis gulma berdan lebar, hama keong mas Keadaan saprodi dan alat yang digunakan. Mengolah tanah dengan traktor. Pemupukan dengan UREA dan TSP. 2. PPL Tanah Podsolik Merah Kuning. System irigasi kurang lancar Keadaan organisme penggangu tanaman : ulat yang memakan umbut padi, ulat penggerek Keadaan saprodi dan alat yang digunakan. Mengolah tanah dengan traktor. 3. Tamari Tanah Podsolik Merah Kuning. System irigasi kurang lancar Jenis padi Ciherang. Keadaan organisme penggangu tanaman yaitu sundep, walang sangit, ulat grayak dan tikus Mengolah tanah dengan traktor. Pemupukan dengan UREA dan TSP. BAB IV. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas tentang pengamatan keadaan pertanian di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Sungai Serut, Bangkahulu. Lahan yang kami amati adalah areal persawahan yang cukup luas. Pada pengamatan terlihat bahwa keadaan lahaan sepertinya tidak begitu baik. Menurut wawancara kepada salah seorang petani yang berada di lahan tersebut mengatakan bahwa lahan persawahan yang mereka miliki telah terjadi banjir. Sehingga produktivitas padi menjadi turun. Banjirnya lahan tersebut dikarenakan system irigasi yang kurang lancar. Pada saat hujan besar pintu irigasi tidak di tutup sehingga air yang berasal dari aliran irigasi menjadi masuk dan meluap ke areal persawahan. Pada saat pengamatan di lokasi ada perbaikan irigasi pada areal pesawahan. Sehingga memudahkan para petani memanfaatkan air. Keadaan seperti ini membuat petani terpukul. Apa yang mereka korbankan hanya sia-sia belaka. Kami dapat merasakan banyak bulir-bulir padi yang hampa tanpa biji. Prediksi pemanenan tidak mencapai 50 % kemungkina 20 % itu sudah cukup baik untuk keadaan yang demikian. Varieatas yang di tanam adalah IR local itu anggapan petani yang kami wawancarai. Ada juga varietas lain yaitu Ciherang. Benih-benih padi berasal dari turun-temurun terdahulu. Keadaan pertumbuhan tanaman padi meliputi jumlah anakan padi berkisar antara 13-15 anakan perumpun. batang padi yang sedang dan tidak tinggi. Pada areal persawahan ada terlihat legowo yaitu ruang antar barisan padi di dalam petakan. Jenis tanah pada areal ini merupakan tanah Ultisol atau Podsolic Merah Kuning. Sebelum penanaman lahan diolah sempurna dengan traktor untuk memperbaiki struktur dan sifat tanah. Tenaga mesin memudahkan dalam mengolah lahan. Pemberian pupuk untuk tanaman padi yaitu jenis TSP, UREA do berikan 20 hari setelah tana, sebulan sebelum panen. Namun, pemberian pupuk tidak dlakukan secara rutin dalam tiap penanaman. Mereka mengatakan kalau pemupukan dilakukan jika mereka memiliki modal untuk memebeli pupuk. Jika tidak ada biasanay tanpa ada pemupukan. Pemberian pupuk dengan cara di sebarkan begitu saja dari pinggir pematang sawah. Organisme yang menganggu adalah gulma dan hama. Jenis gulma yaitu gulma berdaun lebar. Jenis hama yaitu jenis ulat seperti ulat grayak, ulat pemakanan umbut, penggerek batang, walangsangit, sundep, tikus dan Hama keong mas. Untuk hama tikus tidak terlalu meledak populasinya. Keong mas yang justru banyak ditemukan yang terlihat jelas telur-telurnya berwarna orange menempel pada batang-batang padi. Dan keadaan seperti ini tidak hanya pada satu atau dua batang padi tetapi kebanyakan pada satu petakan sawah. Penanganan yang mereka lakukan di semprot dengan racun baik herbisisda untuk gulma berdaun lebar maupun pestisida untuk kong mas. Luas lahan untuk setiap petani rata-rata 1ha – 4 ha. Panennya mencapai tiga kali pertahun. Pada saat pemanena mereka mengupah orang untuk membantu memanen padi. Upah yag diberikan sebesar Rp.25.000 – Rp. 30.000/hari. Konsumsi disediakan dari pihak yang melakukan pemanenan. Perkiraan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp.1.200.000. Hasil gabah kering mencapai 15 karung kotor. Ketika telah di rubah menjadi GKG bobot beras menjadi turun. Hasil keseluruhan mencapai 22,5 Kaleng. 1 kaleng sama dengan 6 canting atau sekilo setengah. Jika di kalikan Rp.100.000 perkaleng. Di hasilkan Rp.2.250.000. hal ini akan di katakan untug. Karena hasil jualnya melebihi harga modal awal. BAB V. KESIMPULAN Kesimpulan yang kami peroleh yaitu keadaan lahan pada areal persawahan Desa Tanjung Jaya yang kurang baik yang diakibatkan banjir karena irigasi yang kurang lancar dalam pelaksanaannya. Produksi padi yang dihasilkan kurang produktif. Bahkan dapat dikatakan mengalami kegagalan. Lahan untuk setiap petani berkisar 1-4 ha. Keadaan tanah pada daerah tersebut yaitu Podsolic Merah kuning. Varietas padi yan ditanam yaitu IR dan Ciherang. Keadaan organisme penggangu tanaman jenis gulma berdaun lebar, hama keong mas , sundep, walang sangit, ulat grayak dan tikus. Untuk mengolah lahan menggunakan traktor. Pupuk yang diberikan UREA dan TSP. namun pemberian pupuk hanya diberikan ketika mereka memiliki modal. Pemanenan di lakukan dengan bergotong royong dan system upahan. Keadaan lahan yang luas sangat sedih ketika bulir-bulir itu tidak berisi. Sebenarnya hal ini membuat petani kecewa. Pap yang mereka keluarkan tidak sesuai dengan hasil yang didapat. Tetapi hal ini harus terpksa direlakan. Semoga tahun depan panen dengan lebih baik dan memuaskan. DAFTAR PUSTAKA Dwi Sucipto. 2010. Teknologi Benih Morfologi Tanaman Padi. www.google.com Satia, 2009. Morfologi Tanaman Padi. www.morfologitanamanpadi.com Soemartono, bahrisamad, Hardjono. 1984. Bercocok Tanam Padi. Jakarta : Jasaguna Sudarmo, subiyakto. 1990. Pengendalian Serangga, Hama, Penyakit dn Gulma Padi. Yogyakarta : kanisius

0 comments:

Posting Komentar