Selasa, 05 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KONSERVASI TANAH DAN AIR Pengukuran Beda Tinggi Dan Garis Kontur

I. PENDAHULUAN Kemiringan lereng (slope) merupakan suatu unsur topografi dan faktor erosi. Kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi diberbagai tempat yang disebabkan oleh gaya-gaya eksogen dan endogen yang terjadi sehingga mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik di atas permukaan bumi. Gaya endogen ini misalnya pergeseran magma, terjadinya patahan, dan gempa bumi. Gaya eksogen berasal dari unsur iklim, terutama curah hujan dan angin yang menyebabkan proses erosi. Megetahui besar kemiringan lereng adalah penting untuk perencanaan dan pelaksanaan berbagai kebutuhan pembangunan, terutama dalam bidang konservasi tanah dan air antara lain sebagai suatu faktor yang mengendalikan erosi dan menentukan kelas kemampuan lahan. Beda tinggi adalah jarak vertical antara dua titik di permukaan bumi. Garis kontur merupakan garis yang menghubunglan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas permukaan laut. Satuan untuk beda tinggi adalah meter sedangkan garis kontur tidak memiliki satuan., tetapi bias digambarkan atau dipetakan. Peta yang menggambarkan letak garis kontur disebut peta kontur, kadang-kadang orang menyebutnya peta topografi karena tiga unsure topografi beda tinggi, kemiringan lereng, dan garis kontur dapat diamati sekaligus. Topografi merupakan bentuk permukaan bumi dipandang dari beda tinggi dan kemiringan lereng. Di dalam suatu topografi, garis-gsris komtur yang rapat menggambarkan bentuk topografi bergunung., bentuk garis kontur yang sedang menggambarkan bentuk topografi bergelombang atau bukit, sedangkan jarak yang berjauhan menggambarkan bentuk topografi yang datar. Garis kontur di peta kontur merupakan garis lurus untuk kemiringan lereng yang seragam dan datar, dan berupa garis lengkung untuk permukaan tanah yang tidak seragam, misalnya permukaan cembung, cekung dam melengkung. Land slope atau kemiringan lereng merupakan faktor yang sangat perlu untuk diperhatikan, sejak dari penyiapan lahan pertanian, usaha penanamannya, pengambilan produk-produk serta pengawetan lahan tersebut karena lahan yang mempunyai kemiringan itu dapat dikatakan lebih mudah terganggu atau rusak, lebih-lebih kalau derajat kemiringannya demikian besar. Tanah yang mempunyai kemiringan akan selalu dipengaruhi oleh curah (lebih-lebih kalau curah hujan itu mencapai 3200m curah hujan/setahun dan distribusi hujan yang merata setiap bulannya), oleh teriknya sinar matahari dan angin yang selalu berhembus. Akibat pengaruh-pengaruh tersebut gangguan kelongsoran-kelongsoran tanah, terhanyutkannya lapisan-lapisan tanah yang subur (Kartasapoetra, dkk., 2000) II. TUJUAN 1. Menentukan garis kontur dan beda tinggi 2. Menggambarkan atau memetakan garis kontur III. BAHAN DAN ALAT  2 potong bamboo kecil panjang 2 meter  2 potong kayu kecil panjang 50 cm dan 30 cm  Benang  Busur derajad  Mistar  Kalkulator  Patok kayu IV. PROSEDUR KERJA A. Penentuan Garis Kontur 1. Menegakan salah satu kaki alat tipe A di titi A dan kaki lainnya dititik B sehingga benang gandul tegak lurus dengan palang penyangga 2. Memindahkan kaki alat tipe A dari titik A ke titik B dan dari titik B ke titik C dengan kedudukan benang silang tetap tegak lurus dengan palang penyangga 3. Memindahan dengan cara yang sama seperti point 2 dapat dilakukan ke titik D, E dan F, agar titik-titik tersebut tidak hilang beri tanda dengan menggunakan patok kecil 4. Menggambar titik A, B, C, D, E dan F di atas kertas gambar atau kertas kosong dan hubungakan dengan garis sehingga membentuk garis kontur sebut garis 1 5. Memindahkan alat tipe A ke bagian atas lereng tepatnya di batas lereng bagian atas dan lakukan pekerjaan yang sama seperti point 1 s/d 4 6. Melanjutkan pekerjaan yang sama seperti point 1 s/d 4 secara berurutan sebanyak 4 kali, tetapi dengan kemiringan lereng berbeda dan plotkan datanya di atas kertas sebagai lanjutan point 4 B. Penentuan Beda Tinggi 1. Mengukur besar sudut lereng antara dua garis kontur, prosedur pengukuran lihat acara 1 dan memasukan datanya ke dalam lembar kerja 2.1, misaknya besar sudut itu = , , λ,  2. Mengukur jarak antara dua garis kontur dan masukan datanya ke dalam lembar krrja 2.2, misalnya jarak masing-masing = a, b, c, dan d 3. Menghitiung beda tinggi dengan rumus sin  = beda tinggi / jarak antara dia garis kontur . Karena besar sudut  diketahui, sin  diberi dengan kalkulator, jarak antara dua garis kontur diketahui, maka beda tinggi dapat dihitung. 4. Menghitung beda tinggi untuk semua jarak antara dua garis kontur dan memasukan datanya kedalam lembar kerja 2.2 sket penentuan garis kontur dilapangan seperti terlihat pada gamber berikut: V. HASIL PENGAMATAN Acara : Pengukuran beda tinggi dan garis kontur Lokasi : Depan ladoratorium tanah UNIB Hari/tanggal : Rabu, 03 November 2010 Jam : 08.00 Wib Kelompok : Empat Nama Praktikuan : 1. Agus Priyanto 2. Umi Salamah 3. Dicko Trio Octa Saputra 4. Ema Ratna Puri Batubara 5. Wilman Sianturi Tabel pengamatan 2.1 No. Alat Pengukuran ke Jarak Sudut Lereng E-F1= a (cm) D-E=b(cm) TgF1DE.100% = a/b.100% (O) (%) 1. Alat Tipe A 1 0,6 7 0,0857 4,89 8,57 2 1,3 7 0,1857 10,51 18,57 3 1,7 7 0,2428 13,64 24,28 4 0,9 7 0,1285 7,32 12,85 Abney level 1 6 10,5 2 7 12,27 3 8 14,05 4 9 17,63 Tabel pengamatan 2.2 No Alat Pengukuran ke garis Kontur Jarak antar garis kontur (m) Lereng antar garis kontur (%) Beda Tinggi (m) Abney Level 1 L l-m: 5,9 l-m: 10,45 l-m: 0,6165 2 M m-n: 5,8 m-n: 12,18 m-n: 0,7064 3 N n-o: 6,6 n-o: 0.039 n-o: 0,9181 4 O o-p: 8,6 o-p: 17,36 o-p: 1,4929 5 Garis kontur L A M A N A O A P A VI. PEMBAHASAN Dari hasil percobaan di dapat bahwa keadaan lereng pada lima titik yang berbeda Pada alat tipe A Hanya 24,28% atau 13,640 yang paling tertinggi diantara nilai yang lainnya. Sedangkan pada Abney level kemiringan lereng tertinggi hanya 17,63 atau 90. Hal ini menunjukkan bahwa kemiringan lahan pada titik pengamatan memilki keadaan yang cukup miring. Namun masih dalam batas normal. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa memberikan keadaan ataupun gambaran tentang keadaan lahan yang diukur tersebut. Yang kami dapati adalah lahan tersebut bergelombang dan cekung, dan juga miring, tetapi sedikit landai. Dari peta yang kami gambar, digambar yang kami buat didapati garis-garis kontur yang jaraknya sedang menggambarkan bentuk topografi bergelombang, sedangkan yang jaraknya jarang atau berjauhan melambangkan bentuk topografi yang datar. Garis kontur di peta kontur berupa garis lurus untuk kemiringan lereng yang seragam dan datar, dan berupa garis lengkung untuk permukaan tanah yang tidak seragam, misalnya permukaan cembung, melengkung dan cekung. Dalam parktikum ini terdapat garis yang lengkung, dan hanya sedikit terdapat garis yang datar. Pada pengukuran beda tinggi sudut yang diamati yaitu pada Abney Level. Pada kontur (l-m), lahannya berbentuk cekung dan bergelombang, begitu juga dengan kontur (m-n) lahannya berbentuk cekung dan bergelombang. Pada kontur (n-o) lahannya agak landai, pada kontur (o-p) agak landai dan bergelombang. Beda tinggi yang terbesar pada kontur o-p yaitu 1,4929m dan terendah pada l-m yaitu 0,6165m lahannya agak datar. Semakin menuju pada kontur o-p maka beda tinggi lereng memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemiringan lereng yang dihasilkan semakin besar. V. KESIMPULAN 1. Garis kontur dan beda tinggi sangat dipengaruhi oleh jarak antar garis kontur dan besar sudut kemiringan, jika kedua nilai ini besar maka beda tinggi juga besar dan sebaliknya. 2. Dengan mencari nilai dari beda tinggi dan kemiringan lereng dari suatu lahan, kita bisa mengetahui topograpi dari lahan tersebut. 3. Garis kontur dapat menggambarkan bentuk dari permukaan lahan yang kita amati, bergelombang, cekung, landai dan datar. 4. Beda tinggi yang terbesar pada kontur o-p yaitu 1,4929 m dan terendah pada l-m yaitu 0,6165m lahannya agak datar DAFTAR PUSTAKA Kartasapoetra, G., dkk. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara, Jakarta. Saleh, B. 2010. Petunjuk Praktikum Ilmu Konservasi Tanah dan Air. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu. Seta, A. K. 1987. Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air. Kalam Mulia, Jakarta. Suripin, M.Eng. 2002. Pelestarian Sumber Daya Air dan Tanah. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. LATIHAN 1. jika jarak antara dua garis kontur di peta 2,5 mm, berapa meter jarak sebenarnya dilapangan? Jawab : Misanya skala peta adalah 1 : 50.000 Makajarak sebenarnya = 2,5 x 50.000 = 12.500 mm = 12,5 meter 2. jika jarak antara dua garis kontur di lapangan 75 m, beda tinggi 5 meter berapa persen kemiringannya ? jawab : Beda tinggi = sin  x jarak antar garis kontur % = 0,067 x 100% = 6,7 % Jadi persentase kemiringan yaitu 6,7 %

0 comments:

Posting Komentar