Senin, 06 Desember 2010

Laporan Praktikum Genetika Dasar Hukum Mendel I

I. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori
Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid. (Syamsuri, 2004:101)
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotif heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan. (Wildan Yatim, 1996:76).
Pada galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun sifat resesif (aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam alel (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (apabila dominant lengkap). Sedangkan individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alele dominant A dan setengahnya mempunyai alele resesif a. Dengan rekomendasi antara gamet-gamet secara rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominant dan resesif dengan nisbah yang diramalkan. Nisbah fenotif yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah geneotif yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa). (L. V. Crowder, 1997:33)
Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominant (menang), sedangkan yang tidak muncul disebut sifat yang resesif (kalah). Oleh Mendel, huruf yang dominant homozigot diberi symbol dengan huruf pertama dari sifat dominan, dengan menggunakan huruf kapital yang ditulis dua kali. Sifat resesif diberi symbol dengan huruf kecil dari sifat dominant itu tadi. Symbol ditulis dua kali atau sepasang karena kromosom selalu berpasang. Setiap gen pada kromosom yang satu memiliki pasangan pada kromosom homolognya. (Istamar Syamsuri, 2004)

1.2 Tujuan Pratikum
Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
Memahami pengertian dominan, resesif, genotif, fenotif.
II. BAHAN DAN METODE PRATIKUM

Bahan yang digunakan dalam pratikum:
1. Model gen (kancing genetic) warna merah sebanyak 15 pasang.
2. Model gen (kancing genetic) warna putih sebanyak 15 pasang.
Alat yang digunakan:
1. Dua buah stoples


Cara kerja:
1. Mengambil model gen merah dan putih, masing-masing 15 pasang atau 30 biji (15 jantan dan 15 betina).
2. Menyisisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. Membuka pasangan gen diatas (langkah 2), ini memisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah dan individu putih.
4. Menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5. Memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. Selanjutnya memasukkan semua model gen jantan baik merah maupun putih ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples betina.
7. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak dari masing-masing stoples, kemudian memasangkan.
8. Melakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan mencatat setiap pasang gen yang terambil ke dalam label pencatatan.
9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil kembali.
Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.


III. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20x
No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah
1 Merah-Merah 5
2 Merah-Putih 10
3 Putih-Putih 5

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40x
No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah
1 Merah-Merah 11
2 Merah-Putih 20
3 Putih-Putih 9

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60x
No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah
1 Merah-Merah 14
2 Merah-Putih 33
3 Putih-Putih 13

Tabel 4. Perbandingan/ nisbah fenotif pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20x.
Fenotif Pengamatan
(Observasi = O) Harapan
(Expected) Deviasi
(O-E)
Merah 15 ¾ x 20 = 15 0
Putih 5 ¼ x 20 = 5 0
Selanjutnya file dapat didownload DISINI

0 comments:

Posting Komentar